04 April 2010

Perjalanan Artikel yang Melelahkan


Sekian lama tidak posting tulisan apapun. Apa boleh dikata, penulis memang sedang tidak ada ide. Sebenarnya apa sih yang membuat kita malas menulis di blog. Untuk posting-nya saya rasa tidak ada kata malas karena hanya tinggal klik saja, tetapi yang bikin malas itu proses dalam menulis artikelnya, betul tidak? Tak dapat dipungkiri untuk menghasilkan sebuah tulisan yang memuaskan (setidaknya untuk penulis sendiri) benar-benar menguras otak.

Menurut pengalaman, proses membuat sebuah tulisan blog seperti ini:

  • berpikir tentang ide
  • mempersiapkan media seperti menyalakan komputer
  • setelah komputer siap dan tinggal menulis, urutan ide yang akan ditulis langsung buyar
  • pikiran kembali kosong bahkan menghayal yang tidak karuan
  • mulai mendapatkan rangkaian ide yang menurut penulis pas dan mulai menulis
  • membaca-baca kembali beberapa saat sebelum di-posting.
Selesai sudah. Melelahkan bukan?


***


Dikutip dengan perubahan dari sumber http://malingsandal.blogspot.com/2008/10/perjalanan-artikel-yg-cape-deeehhh.html oleh penulis yang sama karena keterbatasan ide tulisan. :-X

Analogi Pacaran untuk Orang Filkom

Sudah bertahun-tahun tahun aku hidup di dunia. Sepertinya sudah kenyang lihat hubungan antara manusia. Mulai dari hubungan kerja, hubungan teman, sahabat, hingga pacaran. Kira-kira siklus orang pacaran secara umum ada 5: kenal, pdkt, nembak, berhubungan, putus.

Jika saya bandingkan dengan ilmu yang aku dapat selama kuliah yaitu ilmu dari jurusan Sistem Informasi, ada yang disebut SDLC (Software Development Life Cycle) biasanya sih cuma untuk patokan standar dalam membuat penulisan yang menyangkut software. ;)
Usut punya usut,  Menurut artikel online mengenai SDLC ternyata juga berpatokan pada Generic StageGeneric Stage isinya adalah kickoff, informal iterationformal iteration, in-stage assessment, dan stage exit.

Mari kita bandingkan antara pacaran dan SDLC Generic Stage:

Akal Nurani

Manusia bukan cuma daging dan tulang belaka.
Mereka punya akal dan nurani.
Coba tengok makam-makam!
Akan ada orang yang sesekali datang berdoa, merenung, atau sekedar menabur bunga.
Jauh beda dengan ciptaan-Nya yang lain bukan?
Akal manusia benar-benar anugrah yang luar biasa.
Segala ilmu tercecer dapat dikumpulkannya.
Mulai dari karya rata tanah sampai gedung yang tinggi-tinggi itu
buah hasil akal.
Demi manusia semata, akal selalu berbisik.
Sadar atau khilaf, tiap-tiap manusia saling mengakali.
Akal-akalan untuk saling tipu-tipu
walaupun saling menyakiti.
Sekali lagi demi masing-masing manusia.
Lagi-lagi sekali lagi Tuhan tak hanya menganugrahkan akal,
tapi nurani juga dititipkan untuk tiap manusia.
Titipan-Nya kali ini agar akal tidak kebablasan.
Setidaknya buat manusia yang bersedia menggunakan keduanya
akan buat akal-akalan yang tidak nakal.
Namun, nurani buat akal manusia saling mengakali agar semua senang semua nyaman.
Indah bukan?

"Dipakai dong Otaknya!"

A : "Gimana sih, masa gitu aja nggak bisa?"
B : "Susah banget nih soalnya."
A : "Dipake dong otaknya buat mikir! Jangan cuma dipake buat tidur"

Pernah mengalami percakapan seperti itu? Andaikata Anda adalah si B, apakah Anda akan koreksi diri atau justru lebih mendahulukan sakit hati? :D

03 April 2010

Subyek, Predikat, dan Hubungannya


Artikel dengan keterangan lebih lengkap ada pada link http://www.scribd.com/doc/29392556.
^^^

Pernah penulis bertanya "Bagaimana hubungan subyek dan predikat?" lalu terbersit jawaban iseng penulis "Hubungan mereka baik-baik saja." hahaha.. hanya orang iseng yang berpikir seperti itu. :)

Apa itu subyek? Berdasarkan pengertian yang umum beredar, subyek adalah pelaku. Kemudian apa yang dimaksud dengan predikat? Predikat dalam Bahasa Indonesia merupakan kata atau gabungan beberapa kata yang selalu menerangkan mengenai subyek (cmiiw).

Ada 4 jenis hubungan antara subyek dan predikat untuk membantu kita memahami hubungan keduanya berdasarkan ruang lingkupnya yaitu: